Sederet Tantangan dan Suka Duka Menjadi Seorang HR

JAKARTA - Menjalani profesi sebagai Human Resources (HR) atau perekrut tidak mudah. Berbagai tantangan kerap dihadapi, dari mengikuti aturan perusahaan dan berhadapan dengan karyawan. Di mana HR dan karyawan sangat berkaitan, khususnya dalam sisi psikologisnya.

Psikolog Industri Organisasi, Endro Puspo Wiroko mengatakan, bahwa tidak semua seorang HR berlatar belakang psikolog. Tak sedikit mereka yang akhirnya menempati posisi tersebut dulunya berasal dari jurusan akuntansi, pendidikan, bahkan teknik.

"Ada yang bekerja sesuai jurusan, ada yang tidak. Akhirnya kita menilai, cocok atau nggak," kata Endro dalam Podcast Aksi Nyata di kanal YouTube Partai Perindo , Sabtu (21/5/2022).

Sebagai seseorang yang berpengalaman dalam posisi tersebut, Endro menjelaskan bahwa terkadang HR merasa dilema dengan posisinya. Apalagi bagi mereka yang latar belakangnya bukan dari psikolog.


"Kita tahu kalau HR itu kakinya dua, yang satu di manajemen, satunya lagi di karyawan. Manajemen buat kebijakan HR harus dukung, kalau nggak nanti dipecat. Tapi kalau HR nggak dengerin karyawan, pas makan siang nanti dimusuhin," jelas Endro.

Akan tetapi untuk menghadapi itu semua, Endro mengungkapkan, biasanya HR akan mengevaluasi dirinya sendiri. Salah satunya dengan bercerita dengan rekan sesamanya yang juga HR, mengutarakan isi hatinya, apakah dia benar-benar cocok di posisinya saat itu.

Lebih lanjut, ketika seorang HR usai mengevaluasi dirinya sendiri, jika jiwa HR-nya masih tertanam, maka dia akan fokus ke salah satu tugas yang masih berhubungan dengan posisinya itu. Misalnya, HR itu adalah lulusan dari ekonomi, maka dia akan berfokus terhadap masalah gaji karyawan.